Monday 8 July 2019

Cerita Tidak Biasa Tentang Orang-Orang Biasa

Orang-orang Biasa yang dimaksud adalah novel terbaru karya Pak Cik Andrea Hirata. Bercover kuning mentereng, menarik perhatian saya waktu novel ini diluncurkan. Apalagi dalam resensinya novel ini digadang-gadang jadi karya seorang Andrea Hirata yang berbeda dari karya-karya sebelumnya.

Dok.pribadi

Adalah kisah kehidupan masyarakat Belantik yang damai dan tentram tanpa gangguan kejahatan. Sampai dua tokoh polisi yang loyal dengan pekerjaannya hampir kehilangan jiwa 'polisi'nya saking tidak pernah menemukan penjahat di sana.

Di tempat berbeda ada sepuluh anak sekolah yang kerap terpinggirkan bahkan mendapat penindasan dari kawan mereka karena fisik dan kemampuan akademiknya. Ketidakberuntungan berlanjut hingga mereka dewasa, dan membuat mereka jadi orang-orang biasa yang tidak dilirik apalagi diperhitungkan keberadaannya.

Namun tak disangka, sepuluh sekawan ini lah yang pada kemudian hari menjalankan aksi menegangkan; tak tanggung-tanggung kejahatan yang mereka lakukan pertama kali dalam hidup: perampokan bank! Dan cerita tidak biasa tentang orang-orang biasa ini pun dimulai.

Monday 1 July 2019

Mendadak Mudik

Satu rencana yang tidak terlintas dalam agenda liburan panjang saya adalah mudik. Idul fitri tahun-tahun lalu saya mudik ke kampung suami (Cirebon-Kuningan), tapi jauh sebelum Ramadhan suami bilang lebaran tahun ini kami gak akan mudik ke kampungnya. Mudik ke kampung saya (Purwokerto) pun rasanya tidak akan masuk dalam agenda karena orang tua saya paling anti mudik saat lebaran; karena padatnya semua moda transportasi dan lalu lintas serta rumah Bulik ku tempat kami biasa menginap pun penuh dengan keluarga yang mudik.

Tapi, tetiba tercetus saja ide mudik ke kampung saya waktu Mama saya sadar liburan idul fitri & sekolah saya cukup puanjaaang. Beliau mengajak saya mudik sehabis lebaran. Tujuannya silaturahmi dan mengisi waktu liburan yang panjang, karna di benaknya terbayang saya akan bosan liburan panjang tanpa kegiatan, pun ditinggal suami yang sudah harus masuk kantor.

Setelah minta izin suami dan cerita ke mertua, okelah saya dapat izin buat mudik sama Mama dan Royan (keponakan saya, anak pertama adik saya) dengan diantar Bapak. Baru nanti suami dapat tugas menjemput saya seminggu kemudian. Saya mudik cuma seminggu, karna ada 1 hari harus masuk sekolah sebelum libur lagi, jadi gak bisa bablas mudik sampai 2 minggu. Btw kesian suami juga lama-lama ditinggal, sayapun tak kuat menahan rinduuuu hahahaha.

Alun-Alun Purwokerto

Kami berangkat mudik ke Purwokerto (PWT) naik kereta.

Kalau 2 tahun lalu pernah ke PWT naik kereta Serayu sama teman-teman, kemarin kami pilih kereta yang agak manusiawi dari sisi lama waktu perjalanan. Hahaha. Bapak rekomendasikan kereta ekonomi Jaka Tingkir yang hanya menempuh waktu 5 jam dari Senen-PWT. Jauh lebih singkat dibanding Serayu yang sampai 12 jam karna lewat jalur Selatan.

Pas berangkat, tiketnya seharga 135ribu, untuk anak diatas 3 tahun bayar tiket. Waktu pulang saya naik kereta yang sama namun harganya beda, yaitu 180rb PWT-Senen tapi turun di St. Bekasi. Entah itu harga biasa atau harga libur lebaran ya, tapi so far masih terjangkau.

Rencana kami sesampainya disana pasti mau silaturahmi dong karna banyak keluarga disana, wisata kuliner, sama plesiran.