Tulisan ini agak berbeda dari yang sudah-sudah. Di sini saya akan lebih filosofis -halaaahh- tentang kehidupan rumah tangga kami -saya dan suami tentunya- dan olahraga bulu tangkis.
Alkisah....
Saya dan suami adalah tipe orang yang malas berolahraga. Kegiatan kami setiap hari cukup padat, saya pulang sore hari dan suami malam hari. Bahkan hari Sabtu pun kami masih harus masuk kerja. Sesampainya di rumah, saya akan sibuk dengan pekerjaan rumah, sedangkan suami lebih memilih bersantai dan beristirahat. Pagi hari selepas sholat Subuh pun kami asyik dengan kegiatan masing-masing sebelum berangkat ke tempat kerja. Rasanya kami tak sempat untuk olahraga, meski hanya berjalan santai atau jogging.
Padahal seringkali saya menyampaikan keinginan agar (minimal) suami mau berjalan santai atau jogging setiap pagi agar ia bisa mendapat tubuh yang lebih sehat dan ideal. Ya, suami saya berbadan cukup besar, mayoritas waktunya digunakan untuk duduk, terutama saat bekerja. Sehingga tidak ada alokasi waktu khusus untuk membakar lemak, hehe. Sejujurnya saya ingin membersamainya berolahraga, namun pagi hari merupakan hectic hour buat saya menyiapkan berbagai keperluan untuk saya dan suami. Akhirnya, suami pun hanya mengiyakan, tanpa pernah melakukan saran saya.
Hingga suatu hari saya membulatkan tekad mengajaknya berolahraga di Ahad pagi. Ya, itulah waktu yang tepat untuk kami 'memaksakan diri' berolahraga. Setelah mendiskusikannya dengan suami, saya memutuskan memulai dengan bermain bulu tangkis. Kami sengaja memilih olahraga ringan yang bisa dilakukan dengan santai, namun sarat akan usaha untuk mendapat tubuh yang lebih sehat. Singkat cerita, pada akhir pekan itu kami berhasil mewujudkan mimpi untuk berolahraga, yakni bermain bulu tangkis. Yeay! Tidak lama memang, satu jam..sudah termasuk pemanasan, dan ketawa-ketiwi, hehe.
Hingga suatu hari saya membulatkan tekad mengajaknya berolahraga di Ahad pagi. Ya, itulah waktu yang tepat untuk kami 'memaksakan diri' berolahraga. Setelah mendiskusikannya dengan suami, saya memutuskan memulai dengan bermain bulu tangkis. Kami sengaja memilih olahraga ringan yang bisa dilakukan dengan santai, namun sarat akan usaha untuk mendapat tubuh yang lebih sehat. Singkat cerita, pada akhir pekan itu kami berhasil mewujudkan mimpi untuk berolahraga, yakni bermain bulu tangkis. Yeay! Tidak lama memang, satu jam..sudah termasuk pemanasan, dan ketawa-ketiwi, hehe.
Filosofi itu adalah....
Selepas bermain bulu tangkis itulah, saya teringat akan permainan bulu tangkis saya dan suami. Dan muncullah filosofi permainan bulu tangkis dan hubungannya dengan rumah tangga.
- Sepanjang permainan, kok akan melambung seiring pukulan raket saya dan suami. Seperti rumah tangga yang membutuhkan sentuhan tangan suami dan istri yang seiring sejalan agar bisa senantiasa harmonis.
- Di awal permainan, kok akan dilemparkan oleh salah satu dari kami, lalu dengan tangkas disambut dengan pukulan raket lawan. Dalam rumah tangga, suami maupun istri diharapkan selalu aktif menentukan tujuan keluarga, memberi saran, dan saling menyampaikan untuk kebaikan bersama. Sebaliknya, anggota keluarga lain dapat responsif terhadap saran, ilmu dan peran aktif yang diberikan.
- Di tengah permainan, kok akan melambung tinggi maupun rendah, namun selalu ditangkap dan diusahakan agar tidak jatuh dan tetap melambung. Saat suami melempar kok terlampau rendah, saya berusaha membuatnya naik hingga tak terjatuh. Sebaliknya saat saya memukul kok terlampau tinggi, suami akan menyesuaikan dengan pukulannya dan kondisi saya sehingga bisa saya tangkap dengan mudah. Seperti rumah tangga, saat suami/istri down, pasangan akan berusaha membangkitkan semangat dan harapannya agar tak sampai jatuh pada kondisi terpuruk. Dan saat harapan, mimpi dan semangat mencapai puncak tertingginya, pasangan pun akan senantiasa mengingatkan dan membantu agar sesuai dengan keadaan dan kemampuan, sehingga tak ada rasa kecewa di kemudian hari saat harapan menemui jalan buntu.
- Di akhir permainan kami, tak ada skor karena kami tak bermaksud bertanding. Layaknya rumah tangga, tak bisa saya atau suami menghitung-hitung kebaikan dan kesalahan kami, sehingga pada akhirnya nanti ada yang menang dan kalah. Nope! Segala kebaikan yang kami punya baiknya disyukuri oleh pasangan, dan keburukan yang dilakukan sepatutnya dijaga agar aib pasangan dan keluarga tak terbuka.
Itulah sekelumit filosofi singkat yang saya dapatkan dari permainan bulu tangkis kami. Filosofi ini akan menjadi pengingat diri, agar saya dan suami bisa menjadi pasangan yang lebih baik. Dan semoga kami mampu menerapkan filosofi ala kadarnya ini dalam kehidupan rumah tangga kami. ^^
Raket dan Kok 'Sederhana' Kami |
Semangat berolahraga ya, mba :). Oh ya keren juga ya filosofinya. Saya kalau main langsung main aja. Hihii. Salam kenal, mba :)
ReplyDeleteIya mbaa semoga selalu semangat, hehe. Ini tumben aja kepikiran mba, isengnya lg muncul. Salam kenal juga mba, nanti sy main2 balik ya :)
DeleteAsik ya bisa olahraga bareng, hehe
ReplyDeleteHehe iyaa Mak... Mumpung masih banyak waktu luang berdua... :)
Delete