Termasuk dalam reading list saya bulan ini adalah buku pengembangan diri berjudul "Awe-Inspiring Me" karya mbak Dewi Nur Aisyah, mahasiswi S3 di University College London dengan Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI). Wuiihh, keren gak tuh?! Kebayang dong yaa, isi bukunya tentang apa. Yap, buku tersebut mostly berisi inspirasi bagi muslimah untuk mengukir prestasi, membuat diri dan hidup jadi luar biasa tanpa terkekang status seorang muslimah pun pakaian takwanya. Di setiap penggal ceritanya selalu menampilkan pengalaman si penulis, seorang muslimah dengan penampilan syar'i namun punya segudang prestasi hingga luar negri, sehingga pembaca akan lebih yakin dan tergugah untuk menggapai cita-cita yang luar biasa.
Baca deh bukunya, isinya inspiratif! Gambar diambil dari sini |
Tulisan ini memang bukan review tentang buku tersebut, namun erat hubungannya karena itulah awal inspirasi saya.
Dalam hidup, kita pasti punya keinginan besar untuk berprestasi. Mendapat peringkat, menjadi juara kelas, menjadi juara dalam perlombaan, menghasilkan karya hebat, mendapat posisi tinggi dalam pekerjaan, mendapat penghargaan, hingga disegani dan dipuja banyak orang.
Pernah juga mungkin terlintas dalam pikiran, mengapa kita tak bisa seperti mereka yang mudah mendapat prestasi. Mengapa dia selalu jadi juara? Mengapa dia bisa jadi lulusan terbaik? Mengapa dia yang mendapat promosi pekerjaan, padahal masa kerja kita sama? Mengapa usahanya semakin maju di bidang tersebut?
Atau pernah kita memandang orang lain dapat berprestasi dalam suatu bidang, dan kita merasa iri atau tergoda mengekor untuk masuk dalam bidang tersebut agar bisa kecipratan sukses.
Dalam hidup, kita pasti punya keinginan besar untuk berprestasi. Mendapat peringkat, menjadi juara kelas, menjadi juara dalam perlombaan, menghasilkan karya hebat, mendapat posisi tinggi dalam pekerjaan, mendapat penghargaan, hingga disegani dan dipuja banyak orang.
Pernah juga mungkin terlintas dalam pikiran, mengapa kita tak bisa seperti mereka yang mudah mendapat prestasi. Mengapa dia selalu jadi juara? Mengapa dia bisa jadi lulusan terbaik? Mengapa dia yang mendapat promosi pekerjaan, padahal masa kerja kita sama? Mengapa usahanya semakin maju di bidang tersebut?
Atau pernah kita memandang orang lain dapat berprestasi dalam suatu bidang, dan kita merasa iri atau tergoda mengekor untuk masuk dalam bidang tersebut agar bisa kecipratan sukses.
"Mungkin saya harus pindah jalur agar bisa berprestasi seperti dia. Tapi...apa saya bisa menguasai bidang itu?"
Hellooww... Jika kita hanya fokus pada "prestasi" yang orang lain raih, tentu kita cuma akan lihat kebahagiaan mereka. Kita tidak akan tau bahwa jauh sebelum itu, ada berbagai peristiwa yang mengiringi. Kerja keras, do'a yang tak putus, kesedihan atas kegagalan, putus asa karena belum ada kemajuan, kerugian atas waktu-tenaga-uang, dan lain sebagainya.
Diambil dari website ini |
Saya sering bingung dan akhirnya termenung, bila mendapat pertanyaan "apa prestasi Anda?"
Bagi saya, PRESTASI erat hubungannya dengan PASSION. Tiap orang terlahir dengan bakat dan minat terhadap hal-hal tertentu. Bila mereka fokus pada bakat dan minatnya, secara otomatis mereka akan menemukan passion. Semakin ditekuni passion tersebut maka pintu meraih prestasi semakin terbuka lebar.
Sayangnya tidak semua orang dapat dengan mudah menyadari dan menemukan passionnya, itu menurut mbak Grace Melia dalam tulisannya "Mencari Passion". Dan itulah yang terjadi pada saya. Selesai membaca tulisan Mami Ubii tersebut, saya bengong. "Apa sih passion saya sebenarnya??"
Saya senang membaca, tapi mudah lupa akan materi yang saya baca. Saya suka menulis, tapi tidak pandai merangkai ide dan kata. Saya tertarik menggambar, tapi tidak bisa memvisualisasikan ide saya di atas kertas. Saya tertarik memasak, tapi tidak rajin mencoba resep-resep, malah merasa repot beberes setelah masak. Saya pernah semangat berjualan, apalagi saat bertemu komunitas yang memberi banyak ilmu dengan teman-teman seller yang juga baru merintis usaha; tapi beberapa waktu kemudian saya bosan dan mentok karena kehabisan modal. See? Banyak TAPI nya, kan?
Kalau sudah begini ya akhirnya saya cuma bisa sedih. Bagaimana saya mau berprestasi kalau passion saya aja belum ketemu? Wew, menyedihkan.
Kalau ditelisik ya penyebabnya cuma dua, saya tidak FOKUS dan KONSISTEN. Iya. Fokus dan konsisten cari ilmu yang tepat, fokus dan konsisten mencoba, juga fokus dan konsisten berdoa. Saya lebih mengedepankan rasa BOSAN dan MALAS, sehingga akhirnya hidup mengalir apa adanya, tanpa gebrakan yang istimewa. Fiiuuh.
Nah di awal tahun ajaran ini (saya mengajar di sebuah SMP), saya mendapat amanah (lagi) yang tidak bisa dianggap enteng. Awalnya saya berharap amanah ini akan berpindah ke orang lain, tapi nyatanya Allah berkehendak lain. Akhirnya saya mencoba berpikir jernih, bahwa ketentuan Allah adalah skenario terbaik bagi hidup saya. Mungkin dengan jalan inilah Allah membuka kesempatan untuk saya bisa mendapat ilmu yang lebih banyak, bisa berprestasi, serta bisa menebar manfaat untuk orang lain.
Bagi saya, PRESTASI erat hubungannya dengan PASSION. Tiap orang terlahir dengan bakat dan minat terhadap hal-hal tertentu. Bila mereka fokus pada bakat dan minatnya, secara otomatis mereka akan menemukan passion. Semakin ditekuni passion tersebut maka pintu meraih prestasi semakin terbuka lebar.
Sayangnya tidak semua orang dapat dengan mudah menyadari dan menemukan passionnya, itu menurut mbak Grace Melia dalam tulisannya "Mencari Passion". Dan itulah yang terjadi pada saya. Selesai membaca tulisan Mami Ubii tersebut, saya bengong. "Apa sih passion saya sebenarnya??"
Saya senang membaca, tapi mudah lupa akan materi yang saya baca. Saya suka menulis, tapi tidak pandai merangkai ide dan kata. Saya tertarik menggambar, tapi tidak bisa memvisualisasikan ide saya di atas kertas. Saya tertarik memasak, tapi tidak rajin mencoba resep-resep, malah merasa repot beberes setelah masak. Saya pernah semangat berjualan, apalagi saat bertemu komunitas yang memberi banyak ilmu dengan teman-teman seller yang juga baru merintis usaha; tapi beberapa waktu kemudian saya bosan dan mentok karena kehabisan modal. See? Banyak TAPI nya, kan?
Kalau sudah begini ya akhirnya saya cuma bisa sedih. Bagaimana saya mau berprestasi kalau passion saya aja belum ketemu? Wew, menyedihkan.
Kalau ditelisik ya penyebabnya cuma dua, saya tidak FOKUS dan KONSISTEN. Iya. Fokus dan konsisten cari ilmu yang tepat, fokus dan konsisten mencoba, juga fokus dan konsisten berdoa. Saya lebih mengedepankan rasa BOSAN dan MALAS, sehingga akhirnya hidup mengalir apa adanya, tanpa gebrakan yang istimewa. Fiiuuh.
Nah di awal tahun ajaran ini (saya mengajar di sebuah SMP), saya mendapat amanah (lagi) yang tidak bisa dianggap enteng. Awalnya saya berharap amanah ini akan berpindah ke orang lain, tapi nyatanya Allah berkehendak lain. Akhirnya saya mencoba berpikir jernih, bahwa ketentuan Allah adalah skenario terbaik bagi hidup saya. Mungkin dengan jalan inilah Allah membuka kesempatan untuk saya bisa mendapat ilmu yang lebih banyak, bisa berprestasi, serta bisa menebar manfaat untuk orang lain.
Diambil dari @duniajilbab |
Akhirnya saya sadar bahwa prestasi bisa diraih lewat bidang apapun, dengan jalan yang halal dan baik. Tak melulu harus di bidang yang sama dengan orang lain. Justru saat kita tampil beda, maka itulah keunikan kita.
Mungkin saat ini PASSION utama saya belum terlihat, namun saya seharusnya bisa memaksimalkan masa mengemban amanah ini sebagai kesempatan untuk meraih PRESTASI.
Doakan agar saya bisa, ya!
Mungkin saat ini PASSION utama saya belum terlihat, namun saya seharusnya bisa memaksimalkan masa mengemban amanah ini sebagai kesempatan untuk meraih PRESTASI.
Doakan agar saya bisa, ya!
kalau saya bisa nabung lebih banyak daripada jajan kue itu sudah prestasi mba, seriusan haha. Semangaat, setiap orang punya passionnya masing-masing :)
ReplyDeleteIyaa ya mbaa..prestasi bisa berbentuk hal yg sederhana ya..
DeleteSalam kenal mba, terima kasih atas kunjungannya :)
Wah sangat menginspirasi bu guru (y)
ReplyDeleteAlhamdulillah...semoga bermanfaat bil. Ayo semangat berprestasi!
Delete