Istilah proktor baru saya kenal saat mencari informasi tentang UNBK tahun lalu. Ya, tahun lalu adalah pelaksanaan UNBK perdana di SMP IT Islamia, tempat saya mengajar. Kalau merujuk pada Prosedur Operasional Standar (POS) UN, proktor adalah pertugas yang diberi kewenangan untuk menangani aspek teknis pelaksanaan UNBK di ruang ujian.
Saat ujian, proktor lah yang bertugas penuh dari pagi hari menyiapkan perangkat ujian (server, komputer client, sambungan internet) sebelum peserta ujian hadir hingga selesai nya ujian. Gak heran kalau proktor selalu ada di ruang ujian, duduk di balik komputer server yang CPU nya besar itu jadi sering disebut "kang jaga warnet" sama siswa-siswi. Hahahaha.
Ini tahun kedua saya jadi proktor UNBK di sekolah. Rasanya: jauh lebih nyaman, berasa "matang" dan mandiri karena udah punya background knowledge dan pengalaman tahun sebelumnya. Di kesempatan kedua ini rasanya saya udah gak mudah panik dan lebih kalem saat mendapati ada trouble pada komputer atau teknis ujian.
Baca juga pengalaman UNBK pertama kali: Serba-serbi UNBK
Ruang ujian semakin padaaaattt |
Kenapa saya bilang jadi lebih mandiri? Karena sudah gak bergantung sekali sama teknisi. Tahun lalu, saya mengandalkan banget teknisi di sekolah kami, Mr. Agus. Beliau lebih melek ICT kan ya, plus juga mengikuti pelatihan dari dinas pendidikan dari awal.
Tapi di tahun ini, sedari awal Mr. Agus secara tersirat seperti sengaja membiarkan saya bisa terjun langsung dari awal persiapan UNBK. Beliau cuma fokus untuk setting komputer, jaringan LAN dan internet serta masalah kelistrikan. Selebihnya tahap sinkronisasi sampai back up VHD (semacam aplikasi untuk ujiannya) ia percayakan pada saya, padahal tahun lalu beliau yang handle semua ini.
Meskipun ada hal-hal baru yang baru kami laksanakan di UNBK tahun ini, sebut saja setting Transfer Response (untuk back up jawaban siswa kalau-kalau ada kerusakan pada komputer server) pada dasarnya step by step teknis ujian masih sama seperti tahun lalu. Jadi kebanyakan saya tinggal mengingat-ingat apa yang dilakukan tahun lalu, buka dan baca lagi petunjuk dari web UNBK atau yang tahun lalu saya simpan, buka video-video tutorial di youtube. It helps me a lot.
Senengnya saya, kemarin saya bisa lebih enjoy menjalankan tugas sebagai proktor, karena sudah lebih paham celah pekerjaan yang menyita waktu atau yang cuma rutinitas. Juga bisa merasa less stressful meskipun datang lebih pagi dan pulang lebih sore selama ujian.
Berbagi Pikiran dan Perasaan
Tahun lalu, saya memang cenderung gak cerita banyak tentang tugas proktor pada panitia UNBK lain. Saya masih bingung menjelaskan dalam kata-kata karna belum paham betul sama yang saya kerjakan. Plus waktu itu saya merangkap tugas dengan pengarah kegiatan ya, jadi seringkali berperan sebagai pembuat keputusan tapi cuma bisa minta pertimbangan ke kepsek.
Ada satu hal yang bikin saya bete abis tahun lalu, karna setiap hari ujian (selama 4 hari) selalu pulang terakhir, sendirian. Jadi setelah sesi 3 berakhir, saya masih harus scan & upload daftar hadir & berita acara, biar gak tertunda sampai hari berikutnya. Fixed semua itu selesai minimal jam 16.15 dimana semua panitia termasuk OB sekolah sudah pulang. Hiks. Saya merasa bete lah ya, udah pula mengerjakan tugas sekolah penting, ditinggal sendirian pula.
Tahun ini, posisi saya hanya sebagai proktor, di atasnya masih ada ketua
panitia dan pengarah kegiatan yang selalu saya minta pendapat dan
pertimbangannya. Jadi saya merasa ada teman berpikir. Dan jauh sebelum UNBK saya membahas perasaan "bete" saya tsb dalam obrolan dengan panitia lain, meskipun gak dalam situasi formal. Hasilnya, beban pikiran dan perasaan negatif jauh berkurang. Plus semua panitia jadi ikut menemani saya menyelesaikan tugas hari tersebut, padahal sudah lewat dari jam 4, jam pulang kami. Alhamdulillah.
Berbagi Tugas
Jadi salah satu tugas proktor berkaitan dengan administrasi kegiatan, daftar hadir dan berita acara ujian. Dulu sih saya handle semuanya sendiri, sampai bolak-balik lantai 1 dan 2 untuk minta tanda tangan pak kepala sekolah. Lelah saya. Salah saya sendiri emang gak share tugas dengan yang lain, karna waktu itu saya rasa ini sepenuhnya tugas proktor.
Tapi di tahun ini saya coba atur pembagian tugas. Administrasi di ruang ujian saya yang handle, tapi urusan minta tanda tangan dan cap sampai pengarsipan, saya serahkan ke sekretaris kegiatan. Alhamdulillah pak kepala sekolah juga kooperatif, beliau stand by di lantai 2 dekat ruang ujian agar panitia lebih mudah kalau mau minta tanda tangan.
Dengan begini berasa beban tugas nya agak berkurang ya, apalagi semua panitia kompak dan sigap dengan job desc masing-masing.
Begini penampakan dibalik komputer server :) |
Berbagi tugas ini berlaku juga tentang penanganan masalah yang berkaitan dengan perangkat atau teknis ujian. Ada beberapa komputer yang tiba-tiba ngehang atau mouse yang tetiba gak nyala. Kalau masalahnya begini, otomatis saya serahkan ke teknisi atau yang mewakili (Mr. Irvan, sie. perkelengkapan yang merangkap teknisi).
Lain halnya kalau masalah yang ada seputar teknis ujian, misal ada peserta yang gak berhasil login, tiba-tiba logout, atau logout tidak sempurna maka saya akan coba tangani sendiri. Yang jelas, saat ada laporan masalah dari peserta ujian, saya bisa kalem menghadapinya. Sudah gak panikan kayak tahun sebelumnya. Alhamdulillah.
Sekalinya panik abis waktu hari kedua ujian, saat token ujian terlambat dirilis dari server pusat dan server tetiba menjadi offline! Jreeengg, padahal waktu udah lewat dari jadwal dimulainya ujian. Tapi ternyata hal ini terjadi juga di sekolah dan wilayah lain. Dan sekian puluh menit kemudian server kembali online dan ujian bisa dilaksanakan.
Persiapkan Catatan
Salah satu strategi penting buat saya biar gak panik saat bertugas di ruang ujian, saya yang mudah lupa ini menyiapkan catatan di beberapa tempat. Catatan tsb berisi step by step yang harus saya lakukan dari awal menyalakan komputer server hingga mematikannya kembali.
Dalam catatan itu termasuk saya tuliskan username atau password komputer dan akun di web UNBK. Pokoknya data penting yang akan rutin saya gunakan selama 4 hari ujian itu saya susun dalam 1 catatan.
Kemarin saya membuat catatanya di sticky note laptop saya dan di post it yang bisa saya baca sewaktu-waktu. Catatan ini juga berfungsi sebagai checklist tugas saya sebagai proktor, untuk memastikan tidak ada langkah yang terlewat.
Yang paling membuat deg-degan ya langkah setelah peserta ujian logout itu: mengupload jawaban siswa-membuat backup-menyimpan laporan jawaban. Ketiga langkah ini jadi kunci hasil ujian siswa bisa keluar nanti.
Hikmahnya
Jelas dapat ilmu dan pengalaman, khususnya dari rapat koordinasi yang saya ikuti. Disana ada sharing kendala yang dihadapi sekolah-sekolah kan dan dicarikan solusi oleh tim ProTek (Proktor dan Teknisi) sub rayon sehingga saya bisa belajar banyak. Selain itu juga dapat jaringan karna minimal punya kontak teman-teman protek dari sekolah lain kan.
Oya dapat kenalan baru juga yaitu ibu pengawas silang. Selama 4 hari x 3 sesi ujian kan kami berdua terus di ruang ujian, jadi bisa berbagi banyak cerita dan ilmu.
Selama di ruang ujian juga saya bisa mengintip soal-soal yang dikerjakan para siswa. Untuk mata pelajaran yang saya ampu, bahasa Inggris, saya bisa sekalian mencatat model soal dan kosakata yang diujikan sebagai bahan pendalaman materi UN di tahun yang akan datang.
Dan akhirnyaaaa...ada reward yang didapat juga, dalam bentuk materi. Jumlahnya bikin saya WOW sih, sampai terpikir mau konfirmasi khawatir panitia salah menghitung hehehe. Tapi saya pikir-pikir cukuplah sebanding dengan kelelahan saya di ruang ujian. Karna secara gak langsung saya merangkap menjadi pengawas juga loh, membantu agar peserta bisa tertib saat ujian. Godaannya: lelah dan ngantuk. Tapi semua terbayar dengan kelancaran ujian dari awal sampai akhir, insentif yang cukup untuk menghargai tugas saya, dan yang terpenting nilai UN siswa-siswi saya yang Alhamdulillah baik... Itu artinya, secara teknis pekerjaan saya sesuai prosedur, semua jawaban siswa bisa sampai ke server pusat dan dinilai oleh tim penilai disana :)
* * *
No comments:
Post a Comment