Sunday 16 April 2017

Panduan Islami Agar Dianugerahi Buah Hati

Memiliki buah hati adalah impian setiap pasangan suami istri. Hadirnya buah hati akan memberikan kebahagiaan dan warna dalam kehidupan pernikahan. Tak heran bila sebagian besar pasangan yang baru menikah ingin lekas mendapat momongan.

Namun tidak semua pasangan mendapat nikmat yang sama, memiliki momongan segera setelah menikah. Maret lalu, saya dan suami genap tiga tahun menikah dan Allah belum menganugerahkan buah hati bagi kami. Sedih? Pasti. Marah? Terkadang, tapi takut dosa jika sampai meluapkan marah pada Yang Maha Kuasa. Putus asa? Hampir, I do realize that sometimes I lost hope :(

Bersyukur saya dan suami masih melihat banyak pasangan yang juga bernasib tak jauh beda dengan kami, menanti buah hati dalam waktu yang tidak sebentar. Sehingga rasa putus asa kembali berubah menjadi semangat untuk bersyukur atas nikmat lain yang sudah kami dapat dan bersabar atas nikmat yang belum dianugerahkan.

Beberapa waktu lalu Qadarullah Allah tuntun saya untuk melihat sebuah buku yang menarik di sebuah toko buku online. Ketertarikan saya pada berbagai buku memang membuat saya sering mengintip berbagai toko buku online. Dari awal melihat, saya tertarik pada buku ini karena pas dengan keadaan diri. Dan berikut saya sampaikan intisarinya di sini, semoga pembaca juga bisa mengambil manfaat dari buku ini.


Menjaga keturunan adalah satu dari beberapa hikmah pernikahan yang disampaikan oleh Syeikh Abdullah Nashih. Rasulullah pun memerintahkan umatnya agar tidak bosan memohon dikaruniakan anak, agar pada hari kiamat kelak Rasulullah berbangga dengan jumlah umatnya yang banyak. Allah pun telah menjadikan manusia lengkap dengan naluri keibuan dan kebapakan, sehingga secara normal pasangan suami istri pasti akan mendambakan lahirnya anak-anak.

Namun bila Allah belum memberikan kita buah hati, apakah itu sebuah musibah atau ujian dariNya? Sesungguhnya ini adalah ujian Allah bagi hambaNya yang beriman, untuk menguji apakah ia lulus lewat bingkai kesabaran atau justru jatuh dalam keputus-asaan. Melalui ujian ini pula, Allah memberikan nikmat lain berupa kesempatan untuk kita lebih banyak beribadah, bersabar, berbaik sangka pada Allah, dan melakukan kebaikan lainnya yang dapat menjadi jalan bagiNya mengabulkan doa-doa kita.