Thursday 26 October 2017

Jeopardy Quiz for Reading Comprehension

Jenis teks Bahasa Inggris yang baru dibahas di kelas IX adalah Report Text. Dari ke-5 jenis teks yang dipelajari di SMP, Report Text lah yang disebut-sebut memiliki tingkat kesulitannya paling tinggi. Mengapa? Sebagian besar karena kosakata dalam teks yang membahas suatu hal secara umum ini lebih beragam dan tidak sesederhana 4 jenis teks lainnya.

Maka dalam membahas jenis teks ini, saya mengalokasikan jam pelajaran lebih banyak untuk kompetensi membaca, sejalan dengan tipe soal yang lebih banyak muncul saat ujian nasional. Setelah sebelumnya membahas Report Text dengan topik animals, saatnya berpindah topik ke plants. Nah terbersit keinginan untuk mencari kegiatan pembelajaran lain untuk kompetensi reading ini. Tujuan utamanya agar siswa dapat memahami teks dan menjawab soal tentang teks namun dengan kegiatan yang tidak monoton dan membosankan.

Sampailah saya di salah satu website yang membahas game untuk materi teks report. Dalam tulisan itu, kegiatan ini disebut Jeopardy Game. Jadi sang guru menyiapkan kartu (tepatnya berupa 20 kertas kecil) berisi soal yang ditempel di papan tulis. Soal-soal tersebut terbagi dalam 4 kategori, misal specific info about text, grammar, vocabulary, dan inference. Tiap kategori terdiri atas 5 soal dengan poin berbeda sesuai tingkat kesulitannya, dari 10-50.

Prosedurnya adalah siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok memilih satu kartu soal yang ditempel di papan tulis secara bergantian, sampai soal habis. Kartu soal hanya menampakkan kategori dan poin, dan di baliknya baru tertulis soal yang ditanyakan. Jadi tiap kelompok dapat menggunakan strategi untuk memilik soal dengan poin terendah maupun tertinggi.

Sunday 16 July 2017

Mari Berprestasi Dengan Cara Kita Sendiri

Termasuk dalam reading list saya bulan ini adalah buku pengembangan diri berjudul "Awe-Inspiring Me" karya mbak Dewi Nur Aisyah, mahasiswi S3 di University College London dengan Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI). Wuiihh, keren gak tuh?! Kebayang dong yaa, isi bukunya tentang apa. Yap, buku tersebut mostly berisi inspirasi bagi muslimah untuk mengukir prestasi, membuat diri dan hidup jadi luar biasa tanpa terkekang status seorang muslimah pun pakaian takwanya. Di setiap penggal ceritanya selalu menampilkan pengalaman si penulis, seorang muslimah dengan penampilan syar'i namun punya segudang prestasi hingga luar negri, sehingga pembaca akan lebih yakin dan tergugah untuk menggapai cita-cita yang luar biasa.
Baca deh bukunya, isinya inspiratif! Gambar diambil dari sini
Tulisan ini memang bukan review tentang buku tersebut, namun erat hubungannya karena itulah awal inspirasi saya.

Dalam hidup, kita pasti punya keinginan besar untuk berprestasi. Mendapat peringkat, menjadi juara kelas, menjadi juara dalam perlombaan, menghasilkan karya hebat, mendapat posisi tinggi dalam pekerjaan, mendapat penghargaan, hingga disegani dan dipuja banyak orang.

Pernah juga mungkin terlintas dalam pikiran, mengapa kita tak bisa seperti mereka yang mudah mendapat prestasi. Mengapa dia selalu jadi juara? Mengapa dia bisa jadi lulusan terbaik? Mengapa dia yang mendapat promosi pekerjaan, padahal masa kerja kita sama? Mengapa usahanya semakin maju di bidang tersebut?

Atau pernah kita memandang orang lain dapat berprestasi dalam suatu bidang, dan kita merasa iri atau tergoda mengekor untuk masuk dalam bidang tersebut agar bisa kecipratan sukses.
"Mungkin saya harus pindah jalur agar bisa berprestasi seperti dia. Tapi...apa saya bisa menguasai bidang itu?"

Thursday 22 June 2017

Kenangan Ramadhan

Bulan Ramadhan selalu jadi bulan spesial bagi umat muslim. Pada bulan ini, berbagai keistimewaan dapat ditemui, pahala pun dapat diraih lewat berbagai ibadah wajib dan sunnah. Saya mulai belajar berpuasa sejak (kalo tidak salah ingat) kelas 2 sekolah dasar. Cukup terlambat untuk awal belajar berpuasa memang, semoga Allah mengampuni segala kekurangan saya dalam ibadah.

Melewati bulan Ramadhan di masa kecil menyisakan banyak kenangan. Beberapa diantaranya benar-benar jadi kenangan karena saya tidak menemukannya lagi di Ramadhan masa kini, masa saya sudah dewasa. Hal-hal inilah yang kemudian selalu dirindukan di hari-hari selain Ramdhan, sekaligus menjadi penyemangat saat menyambut Ramadhan. Berikut serba-serbi kenangan Ramadhanku di masa kecil.

1. Berpuasa sampai Zuhur
Sepertinya hampir setiap anak-anak melewati masa ini, tahap belajar berpuasa dengan puasa setengah hari. Saya termasuk yang mengalami, bahkan sampai usia cukup besar - saat duduk di kelas 4/5 SD. Padahal di usia segitu, teman-teman sebaya saya sudah kuat berpuasa 1 hari full, walau belum sampai 1 bulan full. Saat ini di tempat saya mengajar bahkan siswa/i SD kelas 2 dan 3 sudah bisa puasa sehari full, hampir sebulan full! Masyaa Allaah. Kalo flashback, saya suka malu. Dulu saya baru berhasil puasa sebulan Ramadhan full tanpa bolong itu di kelas 1 SMP! Itu pun saat sekolah libur sebulan full di bulan Ramadhan. Huuft.

2. Jalan pagi setelah sahur
Hal ini dilakukan saat hari libur sekolah. Ya dulu sewaktu kecil, Ramadhan jatuh pada hari-hari sekolah. Jadi saya dan teman-teman baru bisa melakukan 'ritual' ini hanya di akhir pekan atau saat libur menjelang lebaran tiba. Biasanya selepas shalat Subuh berjama'ah di masjid, kami janjian untuk sekedar jalan-jalan muterin perumahan dan kampung sekitar. Saat mulai terang sekitar pukul 6, kami kembali ke rumah daaann...tiduuur!

3. Bermain untuk mengisi waktu
Sesi bermain saat Ramadhan tetap ada, walau durasinya berkurang. Saya sih kadang-kadang aja main dengan teman, itu pun tidak di waktu tertentu, ya sesuka kami saja lah. Pernah dari pagi menjelang tengah hari, main karet-benteng-gobak sodor di lapangan. Walhasil saat pulang, haus gak terkira, hehe. Tapi sepertinya saat itu saya tetap lanjut puasa. Sepertinyaaaa... Kegiatan ini semata-mata dilakukan untuk mengisi waktu, karna hari-hari puasa rasanya lebih lamaaa dibanding hari biasanya, hehe.

4. Membaca buku cerita
Aktivitas yang ini berlaku khusus buat saya mungkin ya. Jadi biasanya pas liburan menjelang lebaran tiba, rasanya waktu berjalan makin lambat yah. Puasa, gak ada kegiatan, yang ada lapeerr terus. Karna saya seneng baca -cerita- jadilah saya kumpulkan segala majalah dan buku cerita yang ada, lalu saya lahap habis semua cerpen dan dongengnya. Inget banget, dulu ngumpulin majalah BOBO yang masih ada di rumah, entah dari edisi kapan tau, cuma untuk dibaca dongeng dan cerpennya. Yah itu alih-alih biar lapernya gak kerasa, hehe. Hikmahnya, puasa saya tetep sampai Maghrib karna gak banyak jejingkrakan di luar rumah :)

Sunday 16 April 2017

Panduan Islami Agar Dianugerahi Buah Hati

Memiliki buah hati adalah impian setiap pasangan suami istri. Hadirnya buah hati akan memberikan kebahagiaan dan warna dalam kehidupan pernikahan. Tak heran bila sebagian besar pasangan yang baru menikah ingin lekas mendapat momongan.

Namun tidak semua pasangan mendapat nikmat yang sama, memiliki momongan segera setelah menikah. Maret lalu, saya dan suami genap tiga tahun menikah dan Allah belum menganugerahkan buah hati bagi kami. Sedih? Pasti. Marah? Terkadang, tapi takut dosa jika sampai meluapkan marah pada Yang Maha Kuasa. Putus asa? Hampir, I do realize that sometimes I lost hope :(

Bersyukur saya dan suami masih melihat banyak pasangan yang juga bernasib tak jauh beda dengan kami, menanti buah hati dalam waktu yang tidak sebentar. Sehingga rasa putus asa kembali berubah menjadi semangat untuk bersyukur atas nikmat lain yang sudah kami dapat dan bersabar atas nikmat yang belum dianugerahkan.

Beberapa waktu lalu Qadarullah Allah tuntun saya untuk melihat sebuah buku yang menarik di sebuah toko buku online. Ketertarikan saya pada berbagai buku memang membuat saya sering mengintip berbagai toko buku online. Dari awal melihat, saya tertarik pada buku ini karena pas dengan keadaan diri. Dan berikut saya sampaikan intisarinya di sini, semoga pembaca juga bisa mengambil manfaat dari buku ini.


Menjaga keturunan adalah satu dari beberapa hikmah pernikahan yang disampaikan oleh Syeikh Abdullah Nashih. Rasulullah pun memerintahkan umatnya agar tidak bosan memohon dikaruniakan anak, agar pada hari kiamat kelak Rasulullah berbangga dengan jumlah umatnya yang banyak. Allah pun telah menjadikan manusia lengkap dengan naluri keibuan dan kebapakan, sehingga secara normal pasangan suami istri pasti akan mendambakan lahirnya anak-anak.

Namun bila Allah belum memberikan kita buah hati, apakah itu sebuah musibah atau ujian dariNya? Sesungguhnya ini adalah ujian Allah bagi hambaNya yang beriman, untuk menguji apakah ia lulus lewat bingkai kesabaran atau justru jatuh dalam keputus-asaan. Melalui ujian ini pula, Allah memberikan nikmat lain berupa kesempatan untuk kita lebih banyak beribadah, bersabar, berbaik sangka pada Allah, dan melakukan kebaikan lainnya yang dapat menjadi jalan bagiNya mengabulkan doa-doa kita.

Wednesday 4 January 2017

Resensi: Women Self Defense

Satu kata untuk buku karya Muthia Esfand ini. KEREN!
Melalui buku ini, penulis benar-benar menyadarkan pembaca akan bahaya kekerasan dan kejahatan yang mengintai dan mengancam perempuan. Media dewasa ini tidak lepas dari berita kriminal yang seringkali menjadikan perempuan sebagai korban. Bila selama ini kita hanya dapat berdecak ngeri dan berdoa agar tidak menjadi korban darinya, setelah membaca buku ini kepercayaan diri dan keberanian untuk mengindari situasi buruk tersebut akan timbul.

Dalam bukunya, penulis memaparkan fakta berdasarkan sumber-sumber terpercaya. Diawali dengan realita bahwa tingkat kekerasan dan kejahatan terhadap perempuan semakin meningkat setiap tahunnya, tentunya memaksa kita kaum perempuan untuk tidak sekedar termenung dan pasrah akan kenyataan ini. Fakta yang semakin mengerikan adalah hingga kini perempuan masih menjadi objek favorit kasus kejahatan.

Mengapa? Karena cara pandang banyak orang bahwa perempuan adalah pihak yang penuh keterbatasan dan kelemahan dalam hal fisik, mental maupun tingkat intelektualitas (hal. 14). Dalam berbagai situasi sulit dan membahayakan, kaum perempuan akan rapuh dan diliputi rasa takut berlebih. Hal inilah yang kemudian dijadikan senjata bagi para pelaku kejahatan untuk menjadikan perempuan sebagai korban empuk.