Friday 28 December 2018

Takdirmu, yang Terbaik Untukmu

Judulnya beraattt yaaa pemirsah. Tapi isi tulisannya simpel sih, intinya pesan untuk diri sendiri akan hikmah segala takdir di 2018 dan apapun yang akan dihadapi di 2019.

Berawal dari ingatan tentang sebagian kecil cerita dalam novel I am Sarahza karya mbak Hanum Rais itu. Di masa-masa sulit yang Ia alami dan gambarkan dalam novelnya, mbak Hanum sempat berkata pada suaminya yang kurang lebih isinya: mengapa kebahagiaan memiliki anak hanya diberikan pada wanita-wanita lain, yang diantara mereka ada yang bahkan tidak mengharapkan kehadiran anak; mengapa titipan anak tidak diberikan pada Hanum, yang dengan usaha kerasnya sangat menginginkan buah hati. Sampai disini saya terbawa emosi yang dibangun Hanum, karena toh sering kali saya merasakan hal yang sama terutama bila menyangkut tentang anak.

Dengan bijaknya Rangga menanggapi: andai Hanum membalik semua sudut pandang dan pertanyaannya, bahwa mengapa kebahagiaan dalam hal karir, ketenaran, finansial tidak menghinggapi wanita-wanita di luar sana yang mungkin sudah berusaha keras menjadi penulis terkenal berharap bukunya menjadi best seller seperti Hanum; mengapa kesuksesan itu malah diberikan pada Hanum yang tidak serta merta berharap bukunya akan laris manis di pasaran. Dan di bagian ini, saya tersadar dan salut dengan sosok Rangga yang bisa melihat suatu hal dari sudut pandangan berbeda, sudut pandang yang lebih positif pastinya.

Itulah hidup, itulah saya. Yang selama ini hanya memandang takdir saya dari sisi negatifnya terutama tentang harapan mendapatkan anak :(

Tapi ajaib, penggalan cerita di novel I am Sarahza seperti yang tertulis di atas terus terngiang-ngiang dalam pikiran saya. Betapa bodoh dan ruginya saya bila hanya terpaku pada kesedihan akan satu takdir yang saya idam-idamkan (punya anak) yang justru membawa saya pada keputusasaan. Sedangkan ribuan takdir baik selama ini juga terjadi pada saya. Bila ingatan tentang hal ini muncul, rasa sedih, malu, kesal akan pertanyaan pada diri sendiri "kapan saya punya anak?" akan perlahan terganti dengan bayangan akan nikmat-nikmat Allah yang tak putusnya pada saya.