Sunday 13 January 2019

Cerita dari Kampung Inggris

Kalau ditanya liburan sekolah dan akhir tahun lalu kemana aja, saya rada sensi. Lalu dengan sinis menjawab, apa itu liburan!?! Hahaha. 1 pekan dari 2 pekan liburan dihabiskan buat kerja, sepekan berikutnya diem dirumah karna pakSu masuk kerja. Jadilah bayangan indah liburan ke tempat-tempat wisata ina itu buyar. Plus kan lagi ngirit karna kepengen nabung.


Tapi seminggu kerja ngawasin bocah di Kampung Inggris Pare, Kediri bisa lah dianggap liburan juga. Kerja rasa liburan lah. Karna nuansanya kan beda dengan ketika kerja ngajar di sekolah.




Jadi tanggal 16 s.d. 22 Desember 2018 kemarin tuh saya ceritanya ngawal siswa kelas 8 SMPIT Islamia dalam rangka kegiatan English Camp. Awalnya sih worry yang gimana gitu lah tentang kegiatan ini karna perdana banget diadakan, bawa siswa banyak plus tempatnya jauh pula dan waktunya lama. Tapi nyatanya Alhamdulillah semua lancar jaya (thanks to Allah SWT) dan kegiatannya bisa meninggalkan kesan indah yang bikin susah move on.


Satu tahun loh kami para panitia berjuang ‘mewujudkan’ kegiatan ini. Yang awalnya ditujukan bagi siswa kelas 8 tahun 2017 lalu, nyatanya ada berbagai hambatan sehingga terpending hingga kelas 8 tahun 2018 ini. Alhamdulillah, Allah Maha Baik memudahkan rencana kami (pihak sekolah dan panitia) memboyong 84 siswa untuk merasakan suasana baru dalam belajar di Kampung Inggris, Pare Kediri.




Ini merupakan satu alasan yang membuat kegiatan ini memberikan kesan yang lain bagi saya. Persiapan yang panjang, realita di tempat yang tidak sesuai ekspektasi, bahkan kealpaan-kealpaan panitia dalam beberapa hal teknis menjadi pembelajaran yang amat berharga bagi saya khususnya. Di sana pun bukan hanya siswa yang belajar. Kami para guru juga mendapat pembelajaran dari pengamatan dan pengalaman.

Agustus 2018

Orang tua siswa kelas 8 diundang dalam rapat yang membahas kegiatan English Camp. Alhamdulillah, orang tua siswa merespon positif kegiatan ini. Panitia pun bergerak merencanakan kegiatan dengan lebih detil. Yayasan menyetujui dan menaruh harapan besar pada kegiatan ini; agar ada peningkatan keterampilan siswa dalam penggunaan bilingual di sekolah setiap harinya.

September s.d. November 2018

Orang tua siswa mulai menyicil pembayaran. Siswa semakin antusias menghadapi kegiatan. Panitia semakin sibuk :)
Diantara kerempongan panitia, khususnya ketua-sekretaris-bendahara adalah:
  • Berkomunikasi dengan lembaga belajar yang akan menyediakan pembelajaran sekaligus penginapan (karena survey langsung sudah dilakukan pada tahun sebelumnya, untuk tahun 2018 kami hanya berkomunikasi via telp, WA atau email)
  • Memesan tiket kereta rombongan dan memastikan kami bisa naik dan turun kereta di Stasiun Bekasi (ini cukup menguras tenaga dan waktu karena harus beberapa kali mengunjungi Daop 1 di Stasiun Cikini hingga koordinasi dengan penanggung jawab di Stasiun Bekasi)
  • Mengingatkan orang tua siswa untuk menyelesaikan administrasi kegiatan (hehe yang ini agak sensitif yaaa, tapi karna terdesak untuk memberikan down payment pada lembaga, maka para wali kelas maupun manajemen sekolah terus woro-woro orang tua siswa)
  • Menyusun administrasi kesekretariatan: surat edaran, pembagian kelompok siswa, daftar hadir siswa dan panita, dsb (secara yaaa saya selaku sekretaris gak ingin bawa laptop kesana, jadi prepare banget sebisa mungkin jangan ada format-format yang tertinggal hehe)
  • Briefing siswa mengenai pembagian kelompok, perlengkapan, hingga teknis keberangkatan dan kepulangan



Oya fyi, kami bekerjasama dengan lembaga Arrohman English Center yang berlokasi di Jl. Brawijaya 104B Tulungrejo Pare Kediri. Lembaga ini menyediakan program pembelajaran sekaligus penginapan dll, paket lengkap deh sehingga kami panita sangat terbantu dan tidak perlu mondar-mandir disana untuk mencari keperluan siswa. Menurut program Arrohman, kami termasuk dalam Holiday English Program dengan durasi 7 hari. Biaya program tersebut adalah Rp. 1.100.000 sudah termasuk fasilitas kegiatan pembelajaran 4-5 pertemuan sehari, transportasi antar jemput dari dan menuju stasiun Kediri, homestay, makan, serta laundry. Untuk wisata paket program ini hanya mencakup kunjungan dan games di Simpang Lima Gumul Kediri, macam Arc de Triomphe Prancis nya Kediri lah hehe. 


16 Desember 2018

Kumpul di Stasiun Bekasi pukul 3 sore. Kereta akan berangkat pukul 5 sore dari Stasiun Senen dan perkiraan tiba di Stasiun Bekasi pukul 5.30. Kemarin kita dapat instruksi dari pihak stasiun untuk kumpul 2 jam sebelum kereta datang.

Di Stasiun Bekasi urusan masuk peron gak ribet, karna panitia sudah berkoordinasi dengan pihak stasiun. Jadi semua rombongan siswa dan guru bisa masuk melalui jalur khusus dan langsung menuju ruang tunggu di bagian tengah stasiun. Orang tua yang mau mengantar sampai dalam harus membeli tiket untuk bisa masuk peron.



Kalau lagi acara rombongan seperti ini, penting deh buat siswa pakai identitas sekolah. Kemarin siswa pakai alamamater sekolah jadi mudah untuk dicari kalau mereka terpisah dari rombongan.

Kereta datang. Rombongan dibagi 2 kelompok untuk masuk lewat pintu gerbong sebelah kanan dan kiri. Semua langsung masuk dan duduk di kursi yang ditunjuk guru. Gak bisa pilih-pilih kursi dulu karna kereta hanya berhenti selama 5 menit.



17 Desember 2018

Kereta tiba di Stasiun Kediri pukul 7 pagi. Kita dijemput oleh pihak lembaga. Perjalanan menuju Pare sekitar 45-60 menit. Sesampainya di penginapan, MM House dan Resto namanya, kami masuk kamar lalu mandi dan sarapan.


Kegiatan awal bagi siswa adalah pre test yang terdiri dari 2 bagian, tertulis dan wawancara. Disini pihak lembaga mengenali kemampuan bahasa Inggris siswa. Hasilnya akan dicompare dengan post test di akhir program nanti.
 



Setelah zuhur ada grand opening program yang dihadiri pula oleh owner lembaga Arrohman. Ternyata sepasang suami istri loh. Setelah perkanalan tutor, ada sesi kesepakatan rules selama program.

Malam harinya siswa mulai mengikuti kelas dengan materi pertama speaking.



Di hari pertama ini saya, Ms. Puti dan Ms. Ayu berjalan-jalan di sekitar Jl. Brawijaya. Ternyata hampir semua rumah di sepanjang jalan ini membuka kursus bahasa Inggris. Programnya bermacam-macam, ada kelas speaking, TOEFL prep, atau IELTS prep. Kita mampir di salah satu rumah yang menjual es buah dan jus. Kita tertarik dengan harganya yang tergolong murah, es buah dan jus masing-masing 5rb/porsi. Surprisingly, si mbak penjual menyapa kami dalam bahasa Inggris yang amat lancar. Wehh jadi beneran nih ketemu pedagang di Kampung Inggris yang ngomong bahasa Inggris, LOL.


18 Desember 2018


Kegiatan pagi diisi dengan olahraga dan games. Lalu ada kelas materi vocabulary, speaking, dan lain-lain. Di hari kedua ini kegiatan pembelajaran full dilaksanakan seharian. Tapi metode dan tempat belajar bermacam-macam jadi siswa gak bosan dan cenderung excited.



19 Desember 2018

Time to have a tour. Kita menuju SLG (Simpang Lima Gumul). Jalan masuknya lewat bawah tanah, macam jalan menuju Monas gitu. Disana ada kegiatan games untuk siswa, juga makan Ice Cream, yuhuuuu \^_^/



Sebetulnya saya tertarik menjelajah bagian dalam monumen, apalagi di bagian atas gedung ada banyak jendela menandakan kalau ada ruangan disana. Tapi menurut petugas keamanan, gedung itu tidak dibuka untuk umum dan hanya bisa digunakan oleh pejabat daerah yang mau mengadakan rapat. Huhuhu.



20 Desember 2018

Agenda yang menarik di hari ini adalah Hunting Strangers. Outdoor class untuk siswa mewawancarai penduduk sekitar dan siswa dari sekolah lain yang sedang ikut program di Pare juga. Mirip-mirip Tourist Hunt-nya Islamia lah, cuma yang diwawancara turis lokal, haha.

Seru, tapi kurang terkontrol. Jadi as I guess yang aktif hanya siswa tertentu, ada yang 'cuma' kebagian tugas nulis tanpa bicara. Kan sayang.

Saya termasuk yang diwawancara sama siswa sekolah lain, lho. Hahaha. Ada 1 siswa kelas 7 dari MTs di jakarta yang wuihhh fluent sekali speaking Englishnya. Kalah saya hahaha, tapi seneng karna bisa ketemu lawan bicara yang bisa responsif karna siswa saya kebanyakan belum selancar dia jawabnya kalau saya tanya-tanya. Hiks.

Selagi ngawal siswa Hunting Strangers di Jl. Anyelir, saya sedikit nostalgia dengan masa KKL dulu. 2009 lalu saya dan teman-teman kuliah berkunjung ke Pare, tepatnya ke Basic English Course untuk observasi metode pembelajaran disana. Dulu cuma sekali kunjungan, saya gak dapat banyak cerita tentang BEC, hanya tau kalau itu adalah kursus tertua disana.

Ternyata memang benar, legend sekali BEC itu selegend pendirinya, Mr. Kalend. Orang Indonesia asli sih beliau, pernah nyantri di Gontor. Menurut info, beliau masih aktif loh memberikan seminar dan motivasi khususnya untuk siswa BEC yang kabarnya dididik untuk menjadi tutor di lembaga-lembaga lain disana. Salute!

21 Desember 2018


Hari terakhir belajar. Di pagi hari ada kegiatan adventure, semacam post to post dan ada games di tiap post. Siangnya, Siswa fokus untuk post test dan persiapan farewell party. Agenda beli oleh-oleh juga ada, hasil request siswa yang heboh minta beli oleh-oleh haha.

Awalnya mereka ke Pareholic, macam distro yang jual kaos topi dompet aksesoris dll gitu. Tapi harganya lumayan untuk ukuran siswa. Kaos rata-rata 100ribu. Gak banyak siswa yang belanja disini.

Malamnya saya dan Ms. Puti coba ke toko oleh-oleh lain di sebrang Pareholic. Disitu jual kaos merk EraPare. Harganya lebih terjangkau. 40-60ribuan lah untuk kaos.

Besoknya saya dan Ms. Puti hunting oleh-oleh lagi, di GSnack nama tokonya. Dsini lumayan lengkap untuk oleh-oleh Kediri berupa makanan. Kami cuma ke 2 toko makanan sih, jadi gak punya perbandingan dengan banyak toko lain. GSnack juga melayani pesan antar. Beberapa siswa pesan lewat WA dan diantar sama mereka tanpa ongkir. Lumayan kan hemat tenaga gak pake jalan kaki.

22 Desember 2018


The last day! Uhuhuhu. Cepet banget seminggu berlalu. Pagi hari setelah packing, program ditutup dengan farewell party. Ada penampilan siswa, kesan-pesan, pembagian hadiah sampai tangis-tangisan. Serius, semua siswa nangis loh, termasuk siswa putra! Kaget sih karna biasanya di sekolah mereka pecicilan ngeselin tapi ternyata bisa nangis sesenggukan karna mau pisah sama para tutor. Uwuwuwu.

Ba'da Zuhur kita berangkat ke Stasiun Kediri diantar pihak lembaga. Satu jam kemudian sekitar pukul 13.30 kita mulai boarding. Berbeda sama stasiun Bekasi, disini lebih ketat. Meskipun rombongan, semua siswa dan guru wajib menunjukkan tiket dan kartu pengenal saat boarding. Otomatis antrian jadi panjang beneerrr.

Pukul 14.04 kereta datang dan 10 menit kemudian berangkat membawa kami kembali ke Bekasi. 13 jam perjalanan, kami tiba di Bekasi pukul 3 dinihari.

Alhamdulillah semua siswa kembali pulang bersama orang tua dan sanak keluarganya. Rangkaian kegiatan English Camp pun berakhir. Kerja rasa liburan saya pun usai sudah.

2 comments:

  1. Seru sekaliii kegiatannya. Jadi anak-anak memanfaatkan liburannya gak cuma dirumah leha leha.. Sukses terus mbak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, Alhamdulillah liburannya bisa sambil belajar. Terima kasih atas kunjungannya mbak, salam kenal :)

      Delete