Sunday 22 December 2013

IBU, Cinta Tanpa Akhir

Kata IBU (baca: Mama) selalu membawaku pada sosok teguh nan tegar yang dengan sabar namun kadang galak menemani hari-hariku selama ini, memberikan cinta kasihnya, dan membimbingku dengan ilmu yang Ia punya. Sosok itu kini tak lagi muda. Ya, tahun ini tepat setengah abad sudah usianya. Alhamdulillah Allah SWT masih memberinya kesehatan, kekuatan dan kemudahan untuk menjalankan segala aktivitas, semangat membara untuk menuntut ilmu, dan kesempatan untuk menebar kebaikan untuk keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

Yang selalu terbayang dari sosok itu adalah keimanannya dan ketakwaan pada Rabb nya yang tak pernah menurun, kesabaran dalam menghadapi ujian hidup yang tak pernah surut, dan kasihnya bagi keluarga yang tak pernah luntur. Selalu teringat bahwa Ia hampir selalu bangun untuk sujud pada malam-malam yang panjang, duduk bersimpuh di atas sajadah setelah shalat lima waktu, atau menempuh jarak jauh untuk menuntut ilmu. Takkan terlupa bahwa Ia selalu menjalankan kewajiban sebagai ibu rumah tangga dengan ikhlas dan tanpa beban. Dan satu yang selalu tersimpan dalam memori, Ia yang menguatkan kami saat ujianNya datang menyapa keluarga kami.

Saat tatapan orang di sekitar kami (mungkin) tak lagi ramah, Ia dengan tegar dan ikhlas menghadapinya. Dengan kesabaran dan kekuatan yang selalu dihimpun, Ia juga menguatkan kami sebisanya sehingga kami pun akhirnya ikhlas menerima takdir Illahi. Ia dengan ikhlas memberi maaf sang pujaan hati yang telah menorehkan luka yang (menurutku, benar-benar menurut perkiraanku) dalam di hatinya dan kehidupannya. Ia merelakan hidupnya menjadi susah, tapi tak akan pernah merelakan hidupnya jauh dari Rabb nya.

Dengan beratnya ujian di depan mata, pandangan orang yang tak lagi menyejukkan, dan situasi yang sama sekali tak menyenangkan, akhirnya Ia pun pasrah. Ia pada suatu kesempatan menumpahkan segala isi hati pada Rabb nya, menyerahkan segala beban hidup dan berdo'a semoga kesulitan itu segera berlalu. Ia juga berbagi kisah pilunya pada sang guru, yang telah memberi setitik ilmu dan membimbingnya pada keikhlasan dan ketabahan akan semua takdir Illahi.

Semangatnyalah yang menular pada kami, anak-anaknya. Kesabarannya juga yang menular pada kami, hingga kami yakin bahwa Allah lah Yang Maha Tahu, yang telah menuliskan takdir indah ini bagi kami dan Allah pula yang akan menunjukkan kemudahan pada kami setelah kesulitan-kesulitan ini kami hadapi. Dan benar, Ia tetap menghibur kami, menguatkan hati kami dan selalu berkata, "Bersyukurlah kita mendapat peringatan dari Allah saat masih di dunia. Kalaupun kita sampai jatuh, sakit, atau sengsara, insya Allah masih ada orang yang akan digerakkan oleh Allah untuk menemani dan membantu kita. Tapi kalau sekarang kita dibiarkan dengan kesenangan, mungkin kita tak akan sadar. Hingga saat kita akhirnya jatuh dan mendapat balasan di akhirat, tak ada lagi yang bisa menemani dan membantu kita, karna di sana tiap orang akan sibuk mempertanggungjawabkan perbuatannya."

Liburan, 2011

Mama,
Dalam do'a yang kupanjatkan
Tak lupa kusebut namamu
Tak banyak yang bisa kupersembahkan
Untuk bisa menghadirkan senyum di wajahmu

Mama,
Terima kasih atas cintamu
Terima kasih atas kasih sayangmu
Terima kasih atas keikhlasanmu
Terima kasih atas do'amu untukku

Mama,
Aku tak bisa menahan bulir air mata
Bila mengingat, melihat, dan menyebut namamu
Semoga Allah selalu menyayangi mama
Seperti mama menyayangiku sedari dulu

Selamat Hari Ibu, Mama.

Lebaran, 2013

Tadi, setelah mengucapkan Selamat Hari Ibu, langsung dipeluk & dicium mama. Hehe.

2 comments:

  1. Selamat Hari Ibu :)

    Wah, kompak sekali dan sepertinya beda umurnya gak jauh ya hehe

    ReplyDelete
  2. Sebetulnya jauh, cuma sepertinya mama saya awet muda & saya boros muka.. hehe. Selamat Hari Ibu jg :)

    ReplyDelete